COMPUTED TOMOGRAPHY (CT)
CT memilki banyak nama lain , hal ini disebabkan karena waktu ditemukan
dilihat hasil gambarannya mempunyai gambar perspektif yang sangat besar
prospeknya.
computerized aided tomography : memerlukan bantuan komputer dalam hal pengoperasiannya.
reconsructive tomography : gambaran tidak langsung harus
direcontruksi dahulu dengan bantuan komputer
computed transmission tomography : dengan eksposi pada KV yang rendah sulit
menghasilkan gambaran agar X-ray yang ditransmisikan menjadi banyak maka kV
yang digunakan harus tinggi .
computerized axial tomography : CT pada awalnya digunakan untuk melihat
potongan jaringan – jaringan otak dan posisi yang digunakan axial atau sejajar
dengan basis cranii.
computerized transverse axial tomography : sudah mulai mengalamai
perkembangan tidak hanya potongan axial saja tetapi juga menggunakan potongan
transversal.
Dari semua istilah
tersebut kata yang sering digunakan adalah kata Computed dan Tomography
sehingga para ahli memutuskan untuk menamainya Computed Tomography (CT).
Perbandingan antara Konvensional, CR dan
CT.
a.
Konvensional
-
Menggunakan
sumber radiasi dari x-ray tube general
-
Menggunakan
film sebagai image receptor
-
Image
data yang dihasilkan berupa laten image
-
Hasil
akhir berupa gambaran pada film
-
Sifat
dari penghasilan gambar secara langsung (direct imaging)
b.
CR
-
Menggunakan
sumber radiasi dari x-ray tube general
-
Menggunakan
Imaging Plate sebagai image receptor
-
Image
data yang dihasilkan berupa digital image
-
Hasil
akhir berupa gambaran pada monitor dan film
-
Sifat
dari penghasilan gambar secara tidak langsung (indirect imaging)
c.
CT
-
Menggunakan
sumber radiasi dari x-ray tube yang di design secara khusus untuk menghasilkan
kV tinggi
-
Menggunakan
detector sebagai image receptor
-
Image
data yang dihasilkan berupa digital image
-
Hasil
akhir berupa gambaran pada monitor dan film
-
Sifat
dari penghasilan gambar secara tidak langsung (indirect imaging)
Film yang digunakan pada konvensional, CR dan CT berbeda-beda.
Contohnya pada konvensional menggunakan film double emulsi, sedangkan pada CR
dan CT menggunakan film single emulsi.
Sejarah CT.
Pada tahun 1970 di
Central
Research Laboratory of EMI, Inggris.
Ada dua orang ilmuwan yaitu Dr. Godfrey Hounsfield seorang insinyur mesin dan Allan Macleod Cormack
seorang fisikawan
bidang nuklir dari Johannesburg
memperoleh penghargaan Nobel dibidang
medicine
and physiology pada
tahun
1979.
Eropa merupakan benua yang mengembangkan produksi pesawat CT
Scan.
Sedangkan, Amerika mulai mengkormesilkan penggunaan CT untuk
pemeriksaan jaringan otak pada tahun 1971 di Rumah Sakit Atkinson Morley’s
kemudian pertama kali digunakan pada klinik Mayo pada tahun 1973.
a.
Scanning
Pada CT
Suatu operasi dimana ada eksposi pada
tabung rontgen dan ada detector dalam gantry yang berputar mengelilingi objek.
b.
Detector
Suatu alat untuk menangkap radiasi, tetapi
di dalam CT detector di desain khusus untuk menangkap sinar x yang telah
menembus objek sehingga bentuk dan ukurannya khas.
c.
ADC
(Analaog to Digital Converter)
Mengubah pulsa listrik menjadi data digital
kemudian mengirimkannya ke DAS. Pada MRI disebut Digitalrized.
d.
DAS
(Data Acquisition System)
Mengakusisi (mengumpulkan, mengelompokan,
dan mengatur) data dan mengirim ke CPU.
e.
CPU
(Central Processing Unit)
Bagian dari komputer yang berfungsi
merekonstruksi gambar dan mengirim ke monitor, memori unit atau output device.
Pengelompokkan Alur CT :
Wilayah eksposi, terdiri dari x-ray unit, objek, detector.
Semua bagian tersebut terdapat didalam gantry.
Komponen untuk mengubah dan mengolah data terdapat pada
komputer CT.
Alat penghasil atau pengeluaran (output device), terdiri dari
display, memori, dan printer.
Bagian-bagian tersebut akan berjalan jika dikendalikan oleh
suatu sistem yang disebut sistem console.
Perkembangan CT
a.
CT
Generasi I
-
Perintis
: EMI, London, 1977
-
X-ray
: pencil beam, sinar-x yang digunakan sangat
kecil dan hanya diterima pada satu detector.
-
Gerakan :
translate – rotate,
tujuannya untuk mengcover seluruh volume organ agar dapat ditembus sinar-x.
-
Detektor :
single detector
-
Rotasi : 180 derajat
-
Waktu : 4,5 – 5,5 menit / scan slice
-
Aplikasi :
hanya untuk
scanning kepala
b.
CT
Generasi II
-
X-ray
: narrow fan beam, berkas sinar sudah mulai lebih
lebar dari generasi I, berbentuk seperti kipas lipat.
-
Gerakan :
translate – rotate
-
Detektor :
multi detector ( 3-60),
linier
array detector.
Memakai detector lebih dari satu tetapi kurang dari 100 atau disebut “puluhan
detector”.
-
Rotasi : 180 derajat
-
Waktu : 20 detik - 2 menit / scan slice
-
Aplikasi :
hanya untuk
scanning kepala
c.
CT
Generasi III
-
X-ray
: wide fan beam
-
Gerakan :
rotate – rotate
-
Detektor :
multi detector (10-280),
curve
array detector.
Detector dipasang melengkung karena menggunakan ratusan detector.
-
Rotasi : 360 derajat
-
Waktu : 1,4-14 detik / scan slice
-
Aplikasi :
untuk scanning
seluruh tubuh (whole body).
d.
CT
Generasi IV
-
X-ray
: wide fan beam
-
Gerakan :
stationary pada
detector - rotate system pada x-ray tube.
-
Detektor :
multi detector (424-2400),
slip
ring detector
-
Tidak
menggunakan kabel, tetapi menggunakan plat yang berfungsi untuk menangkap
seluruh detector (slip ring detector).
-
Rotasi : 360 derajat
-
Waktu : <10 detik / scan slice
-
Aplikasi :
untuk scanning
seluruh tubuh (whole body).
e.
CT
Generasi V
-
X-ray
: wide fan beam
-
Gerakan :
stationary-rotate system
§ Meja bergerak
dalam
§ terowongan gantry
selama
§ scanning (spiral
CT)
-
Detektor :
multi detector (424-2400),
slip
ring detector
-
Rotasi : 360 derajat
-
Waktu : <10 detik / scan slice
-
App
: whole body scanner, (multi slice, 3D, 4D)
No comments:
Post a Comment