BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Radiologi merupakan salah satu ilmu dari
bidang kedokteran, yang mempelajari teknik dari pengambilan gambar foto rontgen
dengan menggunakan sinar-x, pelayanan radiologi di rumah sakit sangat
dibutuhkan sekali untuk menegakkan diagnosa sebagai penunjang pelayanan medis dan juga menghasilkan pencitraan yang
baik terhadap objek yang akan diperiksa.
Seiring dengan
perkembangan dunia kesehatan terutama dalam bidang radiologi yang menghasilkan
foto rontgen dalam membantu
dalam mendiagnosa penyakit oleh para dokter ahli maka dibuatlah beberapa teknik
khusus dalam pengambilan gambar (foto) sesuai objek yang akan dilakukan
pemeriksaan.
Teknik-teknik tersebut wajib diketahui oleh para radiografer untuk membantu dalam pemeriksaan-pemeriksaan khusus dan agar tidak
terjadi kesalahan dalam pemeriksaan. Para radiografer juga diwajibkan untuk memahami dan mengetahui nama-nama anatomi tubuh
serta macam-macam penyakit untuk menunjang pemeriksaan melalui foto rontgen.
1.2
Tujuan
Penulisan
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang kami miliki sebelumnya dan
juga untuk mengembangkan potensi yang kami punya, di dalam menghadapi dunia
kerja.
Tujuan umumnya adalah untuk
mengetahui penatalaksanaan pemeriksaan Phlebografi
Tujuan khususnya adalah untuk mengetahui teknik pemeriksaan phlebografi dari pembuluh darah Vena pada bagian
extrimitas bawah (anggota gerak bawah) dengan menyuntikkan kontras media
langsung kedalam vena superficial pada telapak kaki bagian dorsal.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Plebografi atau secara umum disebut juga venografi adalah pemeriksaan
pembuluh darah vena dengan penyuntikan kontras media langsung kedalam vena.
Pembuluh vena yang sering dilakukan pada pemeriksaan ini antara lain : vena
orbitalis, vena extrimitas inferior, vena cava inferior, dll.
Dan pada makalah ini hanya akan
dibahas tentang Plebografi Extrimitas Inferior yang lebih sering hanya disebut
plebografi.
Plebografi adalah pemeriksaan radiografi dari pembuluh darah Vena pada
bagian extrimitas bawah (anggota gerak bawah) dengan menyuntikkan kontras media
langsung kedalam vena superficial pada telapak kaki bagian dorsal.
2.2 Anatomi
Pembuluh darah merupakan salah satu system
peredaran di dalam tubuh manusia. Pembuluh darah terdiri atas tiga bagian yaitu
pembuluh darah arteri, vena dan kapiler. Pembuluh darah vena berfungsi
mengantarkan darah ke jantung. Dinding pembuluh darah terdiri tiga lapisan
yaitu lapisan terluar terdiri atas jaringan ikat yang fibrus yang disebut
tunika advesia, lapisan tengah berotot tipis, kurang kuat, lebih mudah kempis
dan kurang elastic dibandingkan dengan arteri, dan lapisan paling dalam yang
endothelial disebut tunika intima.
Untuk pemeriksaan plebografi harus
mengetahui sistem peredaran darah pada extrimitas inferior, yaitu pembuluh
darah apa saja yang melewatinya dan kearah mana pembuluh darah tersebut
berjalan. Terdapat dua macam pembuluh
darah, yaitu :
- Pembuluh darah Arteri
Dimulai dari Arteri Femoralis yang berjalan
melintasi sisi medial paha dan disepertiga bawah paha berjalan dibelakang sendi
lutut, dimana menjadi Arteri Poplitea. Kemudian bercabang lagi menjadi dua
arteri utama untuk melayani extrimitas inferior.
Arteri Tibialis Anterior terletak disebelah bagian
anterior otot betis, dan berjalan melintasi lekukan pergelangan kaki menjadi
arteri Dorsalis Pedis. Arteri ini melayani stuktur pada sebelah dorsal kaki dan
memberi cabang kepermukaan dorsal semua jari kaki. Arteri-arteri ini dapat
diraba, ditengah-tengah antara maleolus lateral dan medial, didepan sendi
pergelangan kaki dalam kedudukan dorsofleksi.
Cabang kedua dari Arteria Poplitea ialah Arteri
Tibialis Posterior, yang berjalan kebawah dibelakang Tibia, terletak disebelah
dalam otot tungkai bawah. Arteri ini masuk kedalam telapak kaki melalui sebelah
belakang Maleolus dibawah jaringan retikulum pergelangan kaki. Kemudian
bercabang menjadi Arteri Plantaris Medial untuk melayani struktur ditelapak
kaki.
- Pembuluh Darah Vena
Pembuluh darah Vena yang terbesar adalah Vena
Safena Magna yang panjang dimulai dari sebelah medial dorsum kaki dan menerima
cabang-cabang Vena dari daerah ini, kemudian berjalan keatas disebelah medial
tungkai dibelakang lutut untuk muncul kedepan lagi dan akhirnya menembus fasia
kedalam Vena Femoralis yang berda di dalam selaput Femoralis.
Vena Safena kecil yang pendek mulai pada sisi
lateral kaki. Berjalan dibelakang Maleolus lateralis dan melalui tengah tengah
betis tungkai kearah lutut. Cabang-cabang dari kaki dan dari belakang tungkai
diteima dan akhirnya menembusi fasia di dalam daerah poplitea untuk bergabung
dengan Vena Poplitea ( dalam ).
Pada pemeriksaan Plebografi yang
diperiksa hanyalah Pembuluh Darah Vena yang berjalan berlawanan arah dengan
Pembuluh Darah Arteri. Pembuluh Darah Arteri berjalan dari jantung sampai ke
kaki bagian bawah sedangkan Pembuluh Darah Vena berjalan dari kaki bagian bawah
kembali manuju jantung.
2.3 Patologi dan Indikasi Pemeriksaan
Beberapa kelainan patologis yang terjadi
pada pembuluh darah tungkai bawah antara lain : deep vein trombosit (DVT),
flebitis, thrombosis vena dan trombo-flebitis. Varises istilah varises vena
menunjukkan adanya dilatasi vena, yang secara khas disertai keadaan vena yang
memanjang dan berkelok-kelok. Penyebab varises vena yang pasti belum diketahui.
Varises dibedakan menjadi primer dan sekunder. Penyebab varises primer
tampaknya adalah kelemahan structural dari dinding pembuluh darah yang
diturunkan. Dilatasi dpat disertai gangguan katup vena karena daun katup tidak
mampu menutup dan menahan aliran refluks. Varises primer cenderung terjai pada
vena-vena permukaan karena kurangnya dukungan dari luar atau kurangnya
resistensi jaringan subkutan.
Varises sekunder disebabkan oleh gangguan
patologi system vena dalam yang ditimbulkan konginental atau didapat,
menyebabkan dilatasi vena-vena permukaan, penghubung atau kolateral. Jika katup
vena penghubung tidak berfungsi denagan baik, maka peningkatan tekanan sirkuit
vena dalam akan menyebabkan aliran balik darah kedalam vena penghubung. Darah
vena akan dialirkan ke vena permukaan dari vena dlam, hal ini merupakan
predisposisiuntuk timbulnay varises sekunder pada vena permukaan. Pada keadaan
ini vena permukaan berfungsi sebagai pembuluh kolateral untuk system vena
dalam.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk :
1.
Menentukan letak kedalaman pembuluh darah
vena
2.
Kemampuan katup pada pembuluh darah vena
3.
Letak kebocoran pada pembuluh darah vena
Ketiga hal tersebut merupakan
indikasi dari Deep Vena Thrombosis (
pembengkakan dinding pembuluh darah vena ) dengan atau tanpa pulmonary
embolism ( penyumbatan dan penggumpalan
pada pembuluh darah ) dan Oedema.
2.4 Alat dan Bahan
- Steril :
a. Sclap vein set (butterfly needles) ukuran
19 dan 23
b. Spuit 20 ml
c. Spuit 50 ml
d. Flexible connections
e. Y-Shape connector
f. Drawing-up cannula
g. Gallipot
h. Kain kassa
i.
Baju
pasien
- Unsteril :
a. Skin cleanser (Hibitine 0,5 %)
b. Local anastesi (Lignocaine 1 %)
c. Kontras Media (Meglumine Iothalamate 60 %,
Conray 280)
d. Jarum disposible
e. Infus
f. Plester
g. Obat-obat emergency
2.5 Kontra Indikasi
Pasien yang alergi kontras media.
2.6
Persiapan Pasien
1.
Pasien
tidak boleh makan dan minum selama 5 jam sebelum pemeriksaan
2.
Pasien
mixie sebelum pemeriksaan
2.7 Premedikasi
1. Omnophon
2.8
Bahan Kontras
Kontras media adalah suatu bahan yang
sangat radioopaque atau radiolucent apabila berinteraksi denagn sinar-X
sehingga dapat membedakan antara organ dan jaringan disekitarnya (Rasad, 2005)
Tujuan
penggunaan bahan kontras yaitu untuk memperlihatkan anatomi dan fungsi dari
organ yang akan diperiksa, sehingga dapat menegakkan diagnose dari suatu
penyakit dengan baik.
- Jenis bahan kontras
Jenis bahan kontars dibagi menjadi 2 ( dua
), yaitu :
a. Bahan
kontras negative terdiri dari udara, O2 ( oksigen ) dan CO2
( karbondioksida )
b. Bahan
kontras positif terdiri dari turunan barium sulfat ( BaSO4 ) dan
turunan iodium / iodine.
- Penggolongan kontras media intravaskuler dari turunan iodium
a. Kontras
media yang larut minyak
Contohnya : Duroliopaque dan Pantopaque
b. Kontras
media yang larut dalam air terdiri dari :
1) Monomer
ionic ditandai dengan satu senyawa triodobenzene dengan salah satu ikatannya
berhubungan dengan gugus carboxcyl.
Contohnya : Telebrix. Urografin, angiografin,
dll
2) Monomer
non ionic ditandai dengan satu senyawa tridobenzene yang membawa 3 atau lebih
gugus hydroxyl.
Contohnya : Iopamiro, Omnipaque dan
Ultravist.
3) Dimer
ionic ditandai dengan senyaw triodobenzene yang satu sama lain dihubungkan
dengan jembatan rantai karbon dan masing-masing senyaw adalah seperti monomer
ionic.
Contoh : Hexabric.
4) Dimer
non ionic ditandai dengan dua senyawa monomer non ionic yang dihubungkan
melalui jembatan rantai karbon.
Contoh ; Isovist dan Visipaque.
Dalam
pemeriksaan ini bahan kontras yang digunakan adalah kontras media jenis non
ionic sebanyak 60-70 cc untuk satu sisi dengan kekentalan 00-350 mgl/ml,
seperti Optiray (Ioversol) dan 30-50 ml Meglumine Iothalamate 60% ( Conray 280 ).
2.9 Prosedur Pemeriksaan
Foto Pendahuluan :
1.
Pasien
diposisikan supine, dipertengahan meja pemeriksaan
2.
Foto
mencakup tungkai atas, lutut, tungkai bawah dan ankle dengan menggunakan under
couch tube.
Foto Selanjutnya :
1.
Pasien
diberikan premedikasi, yaitu Omnophon sebelum pemeriksaan
2.
Berikan
anastesi lokal pada daerah vena superficial pada bagian telapak kaki bagian
dorsal
3.
Jika
memungkinkan pemeriksaan pasien dilakukan dengan posisi erect, agar pembuluh
darah vena bagian dalam akan lebih terlihat. Posisi erect tidak dapat dilakukan
pada pasien yang memiliki kasus vena trombosis akut, tetapi pada kasus seperti
ini pasien diatur supine dengan menyudutkan meja pemeriksaan 20°-30° dengan
posisi kaki lebih rendah dari kepala.
4.
Lakukan
kompresi pada ankle, pada beberapa kasus biasanya dilakukan kompresi di
beberapa bagian seperti pada bagian bawah lutut untuk memperkuat pengisian
pembuluh darah vena pada kaki. Kompresi tersebut lebih bagus bila dilakukan
dengan mengikatkan tali yang ukuran lebarnya 5 cm (2 inci).
5.
Pemasukan
kontras media dilakukan dengan penyuntikan jarum kecil yang disambungkan dengan
flexible polythen (butterfly needle) ke dalam pembuluh darah vena di kaki bagian
dorsal dan pastikan jarum tetap pada posisinya dengan cara dilekatkan dengan
plester.
6.
Pada
saat penyuntikan kontras media kompresi harus dikencangkan dan pasien diminta
melakukan valsava manufer (pasien diminta untuk menarik napas lalu keluarkan
sekuatnya sambil mulut ditutup dan hidung dijepit dengan dua jari). Instruksi
ini dilakukan agar memberikan efek untuk mengembangkan pembuluh darah vena agar
menjadi lebih besar dan gambaran katup lebih terlihat pada gambar.
7.
Kaki
yang diperiksa diatur endorotasi untuk memisahkan gambaran tibia dan fibula
agar tidak overlapping dan tidak menutupi pembuluh darah vena.
8.
Kontras
media disuntikkan sedikit demi sedikit dengan kecepatan penyuntikan 5-6
ml/detik hingga vena yang diperiksa penuh, lalu suntikan kembali kontras media
untuk mengisi penuh vena yang akan diperiksa selanjutnya sambil mengatur
kompresinya. Biasanya untuk mengisi penuh vena pada tungkai bawah diperlukan
waktu 5-10 detik setelah penyuntikan. Sedangkan untuk mengisi penuh vena pada
tungkai atas diperlukan waktu 15-20 detik setelah penyuntikan.
9.
Perjalanan
kontras media diikuti dengan fluoroscopy dan pengambilan foto AP dan Lateral
yang dilakukan mulai dari tungkai bawah dengan melepas kompresi pada ankle lalu
ke tungkai atas dengan melepas kompresi pada lutut sambil pasien melakukan
valsava manufer sesuai instruksi dari dokter radiologi.
10. Untuk melihat vena illiaca diatur
kompresinya dan kemiringan meja pemeriksaan juga dapat membantu memperlihatkan
gambaran pangkal dari vena cava inverior.
11. Setelah pemeriksaan pasien harus diinfus
agar konsentrasi kontras media berkurang dalam pembuluh darah berkurang dan
lebih mudah diserap oleh tubuh.
2.10
Perawatan Pasien
Pasien
harus banyak istirahat dan tidak boleh banyak jalan untuk mencegah peradangan
pada pembuluh darah.
No comments:
Post a Comment