widget
widgets

Saturday, February 8, 2014

PLEBOGRAFI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Radiologi merupakan salah satu ilmu dari bidang kedokteran, yang mempelajari teknik dari pengambilan gambar foto rontgen dengan menggunakan sinar-x, pelayanan radiologi di rumah sakit sangat dibutuhkan sekali untuk menegakkan diagnosa sebagai penunjang pelayanan medis dan juga menghasilkan pencitraan yang baik terhadap objek yang akan diperiksa.
Seiring dengan perkembangan dunia kesehatan terutama dalam bidang radiologi yang menghasilkan foto rontgen dalam membantu dalam mendiagnosa penyakit oleh para dokter ahli maka dibuatlah beberapa teknik khusus dalam pengambilan gambar (foto) sesuai objek yang akan dilakukan pemeriksaan.
Teknik-teknik tersebut wajib diketahui oleh para radiografer untuk membantu dalam pemeriksaan-pemeriksaan khusus dan agar tidak terjadi kesalahan dalam pemeriksaan. Para radiografer juga diwajibkan untuk memahami dan mengetahui nama-nama anatomi tubuh serta macam-macam penyakit untuk menunjang pemeriksaan melalui foto rontgen.
                                   
1.2         Tujuan Penulisan
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang kami miliki sebelumnya dan juga untuk mengembangkan potensi yang kami punya, di dalam menghadapi dunia kerja.
Tujuan umumnya adalah untuk mengetahui penatalaksanaan pemeriksaan Phlebografi
Tujuan khususnya adalah untuk mengetahui teknik pemeriksaan phlebografi dari pembuluh darah Vena pada bagian extrimitas bawah (anggota gerak bawah) dengan menyuntikkan kontras media langsung kedalam vena superficial pada telapak kaki bagian dorsal.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Plebografi atau secara umum disebut juga venografi adalah pemeriksaan pembuluh darah vena dengan penyuntikan kontras media langsung kedalam vena. Pembuluh vena yang sering dilakukan pada pemeriksaan ini antara lain : vena orbitalis, vena extrimitas inferior, vena cava inferior, dll.
            Dan pada makalah ini hanya akan dibahas tentang Plebografi Extrimitas Inferior yang lebih sering hanya disebut plebografi.
Plebografi adalah pemeriksaan radiografi dari pembuluh darah Vena pada bagian extrimitas bawah (anggota gerak bawah) dengan menyuntikkan kontras media langsung kedalam vena superficial pada telapak kaki bagian dorsal.

2.2  Anatomi
Pembuluh darah merupakan salah satu system peredaran di dalam tubuh manusia. Pembuluh darah terdiri atas tiga bagian yaitu pembuluh darah arteri, vena dan kapiler. Pembuluh darah vena berfungsi mengantarkan darah ke jantung. Dinding pembuluh darah terdiri tiga lapisan yaitu lapisan terluar terdiri atas jaringan ikat yang fibrus yang disebut tunika advesia, lapisan tengah berotot tipis, kurang kuat, lebih mudah kempis dan kurang elastic dibandingkan dengan arteri, dan lapisan paling dalam yang endothelial disebut tunika intima.
            Untuk pemeriksaan plebografi harus mengetahui sistem peredaran darah pada extrimitas inferior, yaitu pembuluh darah apa saja yang melewatinya dan kearah mana pembuluh darah tersebut berjalan.  Terdapat dua macam pembuluh darah, yaitu :
  1. Pembuluh darah Arteri
Dimulai dari Arteri Femoralis yang berjalan melintasi sisi medial paha dan disepertiga bawah paha berjalan dibelakang sendi lutut, dimana menjadi Arteri Poplitea. Kemudian bercabang lagi menjadi dua arteri utama untuk melayani extrimitas inferior.
Arteri Tibialis Anterior terletak disebelah bagian anterior otot betis, dan berjalan melintasi lekukan pergelangan kaki menjadi arteri Dorsalis Pedis. Arteri ini melayani stuktur pada sebelah dorsal kaki dan memberi cabang kepermukaan dorsal semua jari kaki. Arteri-arteri ini dapat diraba, ditengah-tengah antara maleolus lateral dan medial, didepan sendi pergelangan kaki dalam kedudukan dorsofleksi.
Cabang kedua dari Arteria Poplitea ialah Arteri Tibialis Posterior, yang berjalan kebawah dibelakang Tibia, terletak disebelah dalam otot tungkai bawah. Arteri ini masuk kedalam telapak kaki melalui sebelah belakang Maleolus dibawah jaringan retikulum pergelangan kaki. Kemudian bercabang menjadi Arteri Plantaris Medial untuk melayani struktur ditelapak kaki.
  1. Pembuluh Darah Vena
Pembuluh darah Vena yang terbesar adalah Vena Safena Magna yang panjang dimulai dari sebelah medial dorsum kaki dan menerima cabang-cabang Vena dari daerah ini, kemudian berjalan keatas disebelah medial tungkai dibelakang lutut untuk muncul kedepan lagi dan akhirnya menembus fasia kedalam Vena Femoralis yang berda di dalam selaput Femoralis.
Vena Safena kecil yang pendek mulai pada sisi lateral kaki. Berjalan dibelakang Maleolus lateralis dan melalui tengah tengah betis tungkai kearah lutut. Cabang-cabang dari kaki dan dari belakang tungkai diteima dan akhirnya menembusi fasia di dalam daerah poplitea untuk bergabung dengan Vena Poplitea ( dalam ).
            Pada pemeriksaan Plebografi yang diperiksa hanyalah Pembuluh Darah Vena yang berjalan berlawanan arah dengan Pembuluh Darah Arteri. Pembuluh Darah Arteri berjalan dari jantung sampai ke kaki bagian bawah sedangkan Pembuluh Darah Vena berjalan dari kaki bagian bawah kembali manuju jantung.

2.3  Patologi dan Indikasi Pemeriksaan
Beberapa kelainan patologis yang terjadi pada pembuluh darah tungkai bawah antara lain : deep vein trombosit (DVT), flebitis, thrombosis vena dan trombo-flebitis. Varises istilah varises vena menunjukkan adanya dilatasi vena, yang secara khas disertai keadaan vena yang memanjang dan berkelok-kelok. Penyebab varises vena yang pasti belum diketahui. Varises dibedakan menjadi primer dan sekunder. Penyebab varises primer tampaknya adalah kelemahan structural dari dinding pembuluh darah yang diturunkan. Dilatasi dpat disertai gangguan katup vena karena daun katup tidak mampu menutup dan menahan aliran refluks. Varises primer cenderung terjai pada vena-vena permukaan karena kurangnya dukungan dari luar atau kurangnya resistensi jaringan subkutan.
Varises sekunder disebabkan oleh gangguan patologi system vena dalam yang ditimbulkan konginental atau didapat, menyebabkan dilatasi vena-vena permukaan, penghubung atau kolateral. Jika katup vena penghubung tidak berfungsi denagan baik, maka peningkatan tekanan sirkuit vena dalam akan menyebabkan aliran balik darah kedalam vena penghubung. Darah vena akan dialirkan ke vena permukaan dari vena dlam, hal ini merupakan predisposisiuntuk timbulnay varises sekunder pada vena permukaan. Pada keadaan ini vena permukaan berfungsi sebagai pembuluh kolateral untuk system vena dalam.

Pemeriksaan ini dilakukan untuk :
1.      Menentukan letak kedalaman pembuluh darah vena
2.      Kemampuan katup pada pembuluh darah vena
3.      Letak kebocoran pada pembuluh darah vena
            Ketiga hal tersebut merupakan indikasi dari Deep Vena Thrombosis  ( pembengkakan dinding pembuluh darah vena ) dengan atau tanpa pulmonary embolism  ( penyumbatan dan penggumpalan pada pembuluh darah ) dan Oedema.

2.4  Alat dan Bahan
  1. Steril :
a.       Sclap vein set (butterfly needles) ukuran 19 dan 23
b.      Spuit 20 ml
c.       Spuit 50 ml
d.      Flexible connections
e.       Y-Shape connector
f.       Drawing-up cannula
g.      Gallipot
h.      Kain kassa
i.        Baju pasien
  1. Unsteril :
a.       Skin cleanser (Hibitine 0,5 %)
b.      Local anastesi (Lignocaine 1 %)
c.       Kontras Media (Meglumine Iothalamate 60 %, Conray 280)
d.      Jarum disposible
e.       Infus
f.       Plester
g.      Obat-obat emergency

2.5 Kontra Indikasi
            Pasien yang alergi kontras media.

2.6 Persiapan Pasien
1.      Pasien tidak boleh makan dan minum selama 5 jam sebelum pemeriksaan
2.      Pasien mixie sebelum pemeriksaan

2.7  Premedikasi
1.  Omnophon



2.8 Bahan Kontras
Kontras media adalah suatu bahan yang sangat radioopaque atau radiolucent apabila berinteraksi denagn sinar-X sehingga dapat membedakan antara organ dan jaringan disekitarnya (Rasad, 2005)
            Tujuan penggunaan bahan kontras yaitu untuk memperlihatkan anatomi dan fungsi dari organ yang akan diperiksa, sehingga dapat menegakkan diagnose dari suatu penyakit dengan baik.
  1. Jenis bahan kontras
Jenis bahan kontars dibagi menjadi 2 ( dua ), yaitu :
a.       Bahan kontras negative terdiri dari udara, O2 ( oksigen ) dan CO2 ( karbondioksida )
b.      Bahan kontras positif terdiri dari turunan barium sulfat ( BaSO4 ) dan turunan iodium / iodine.
  1. Penggolongan kontras media intravaskuler dari turunan iodium
a.       Kontras media yang larut minyak
Contohnya : Duroliopaque dan Pantopaque
b.      Kontras media yang larut dalam air terdiri dari :
1)      Monomer ionic ditandai dengan satu senyawa triodobenzene dengan salah satu ikatannya berhubungan dengan gugus carboxcyl.
Contohnya : Telebrix. Urografin, angiografin, dll
2)      Monomer non ionic ditandai dengan satu senyawa tridobenzene yang membawa 3 atau lebih gugus hydroxyl.
Contohnya : Iopamiro, Omnipaque dan Ultravist.
3)      Dimer ionic ditandai dengan senyaw triodobenzene yang satu sama lain dihubungkan dengan jembatan rantai karbon dan masing-masing senyaw adalah seperti monomer ionic.
Contoh : Hexabric.
4)      Dimer non ionic ditandai dengan dua senyawa monomer non ionic yang dihubungkan melalui jembatan rantai karbon.
Contoh ; Isovist dan Visipaque.

            Dalam pemeriksaan ini bahan kontras yang digunakan adalah kontras media jenis non ionic sebanyak 60-70 cc untuk satu sisi dengan kekentalan 00-350 mgl/ml, seperti Optiray (Ioversol) dan  30-50 ml Meglumine Iothalamate 60% ( Conray 280 ).

2.9  Prosedur Pemeriksaan
            Foto Pendahuluan :
1.      Pasien diposisikan supine, dipertengahan meja pemeriksaan
2.      Foto mencakup tungkai atas, lutut, tungkai bawah dan ankle dengan menggunakan under couch tube.

Foto Selanjutnya :
1.      Pasien diberikan premedikasi, yaitu Omnophon sebelum pemeriksaan
2.      Berikan anastesi lokal pada daerah vena superficial pada bagian telapak kaki bagian dorsal
3.      Jika memungkinkan pemeriksaan pasien dilakukan dengan posisi erect, agar pembuluh darah vena bagian dalam akan lebih terlihat. Posisi erect tidak dapat dilakukan pada pasien yang memiliki kasus vena trombosis akut, tetapi pada kasus seperti ini pasien diatur supine dengan menyudutkan meja pemeriksaan 20°-30° dengan posisi kaki lebih rendah dari kepala.
4.      Lakukan kompresi pada ankle, pada beberapa kasus biasanya dilakukan kompresi di beberapa bagian seperti pada bagian bawah lutut untuk memperkuat pengisian pembuluh darah vena pada kaki. Kompresi tersebut lebih bagus bila dilakukan dengan mengikatkan tali yang ukuran lebarnya 5 cm (2 inci).
5.      Pemasukan kontras media dilakukan dengan penyuntikan jarum kecil yang disambungkan dengan flexible polythen (butterfly needle) ke dalam pembuluh darah vena di kaki bagian dorsal dan pastikan jarum tetap pada posisinya dengan cara dilekatkan dengan plester.
6.      Pada saat penyuntikan kontras media kompresi harus dikencangkan dan pasien diminta melakukan valsava manufer (pasien diminta untuk menarik napas lalu keluarkan sekuatnya sambil mulut ditutup dan hidung dijepit dengan dua jari). Instruksi ini dilakukan agar memberikan efek untuk mengembangkan pembuluh darah vena agar menjadi lebih besar dan gambaran katup lebih terlihat pada gambar.
7.      Kaki yang diperiksa diatur endorotasi untuk memisahkan gambaran tibia dan fibula agar tidak overlapping dan tidak menutupi pembuluh darah vena.
8.      Kontras media disuntikkan sedikit demi sedikit dengan kecepatan penyuntikan 5-6 ml/detik hingga vena yang diperiksa penuh, lalu suntikan kembali kontras media untuk mengisi penuh vena yang akan diperiksa selanjutnya sambil mengatur kompresinya. Biasanya untuk mengisi penuh vena pada tungkai bawah diperlukan waktu 5-10 detik setelah penyuntikan. Sedangkan untuk mengisi penuh vena pada tungkai atas diperlukan waktu 15-20 detik setelah penyuntikan.
9.      Perjalanan kontras media diikuti dengan fluoroscopy dan pengambilan foto AP dan Lateral yang dilakukan mulai dari tungkai bawah dengan melepas kompresi pada ankle lalu ke tungkai atas dengan melepas kompresi pada lutut sambil pasien melakukan valsava manufer sesuai instruksi dari dokter radiologi.
10.  Untuk melihat vena illiaca diatur kompresinya dan kemiringan meja pemeriksaan juga dapat membantu memperlihatkan gambaran pangkal dari vena cava inverior.
11.  Setelah pemeriksaan pasien harus diinfus agar konsentrasi kontras media berkurang dalam pembuluh darah berkurang dan lebih mudah diserap oleh tubuh.



2.10 Perawatan Pasien

            Pasien harus banyak istirahat dan tidak boleh banyak jalan untuk mencegah peradangan pada pembuluh darah.

No comments:

Post a Comment