Nuklir dimaksudkkan sebagai inti radioaktif
(zat kimia) yang memancarkan radiasi gamma yang umurnya relative pendek dan diformulakan
untuk organ tertentu yang disebut Radiofarmaka. Kedokteran nuklir tekhnik nya
ada 2 cara :
-
In
vivo : inti radioaktif langsung dimasukkan ke dalam tubuh.
-
In
vitro : harus di biopsy dlu mana yang mau dimasukkan radioaktifnya.
Radiofarmaka berasal dari radiofarmasi yang
sudah diramu oleh bagian farmasi yang mempunyai keterikatan tertentu dengan
organ tertentu. Radiofarmaka mempunyai unsur pembawa yang disuntikkan melalui
IV dan akan memasuki organ tertentu yang mau diperiksa dan organ itu akan
menjadi sumber radiasi. Radiasi yang terpancar dari organ nantinya akan di deteksi
(ditangkap) yang dinamakan scanning. Alat deteksinya namanya detector gamma
yang dipasang di alat gamma kamera. gamma kamera merupakan generasi pertama pada KN. Dan
kemudian di modifikasi menjadi SPECT (single photon emulsion computed
tomography) yang setara dengan pencil beam di CT SCAN.
Salah satu kerugian pada KN yaitu pada
limbah radioaktif apalagi masa waktu paruhnya yang lebih lama akan memberikan dampak. Lalu
diadakan teknologi PET untuk mengurangi
dampak limbah. Ketika organ diisi radioaktif pada saat sdg menjalankan
fungsinya maka organ tersebut akan memberikan informasi dari pancaran radiasi
yang terpancar dari radiofarmaka. Gambaran soft tissue pada SPECT dan PET akan lebih baik dibanding MRI dan CT karena
resolusinya begitu halus. Contohnya pada sel-sel otak jaringan otaknya lebih
bagus pada PET misalnya ada tumor otak
pendarahan otak akan kelihatan lebih jelas.
Radiasi gamma
mempunyai enersi :
1. Tidak seperti sinar x karena semua fotonya
mempunyai foton yang sama. (homogeny)
2. Enersi relative tinggi bisa sampai 600eV
Pada gamma kamera proses rekon nya sama
seperti CR tapi pada spect lebih canggih. Radiasi gamma ditangkap oleh detector
dan diperbanyak oleh PMT dan data yang ditangkap akan di akusisi dan diubah ke
elektronik. Radiofarmaka akan memancar pada organ tubuh yang diperiksa kemudian
akan ditangkap oleh head of gamma kamera ( PMT, Detektor , Kolimator /mempunyai
banyak kolimator untuk mendapatkan resolusi) kemudian akan mengalami PHA, Koord
x,y logic circuit amplifikasi untuk memformat data.
Gambar yang dihasilkan tergantung pada kolimator
yang ketat dan tdk ketat dalam menyaring gambar sehingga gambar tidak bagus
karena yang dibutuhkan adalah kolimator yg tepat untuk organ tersebut dan juga
dilihat dari fungsi / fisiologi organ tersebut apakah dapat memancarkan gamma dengan
baik atau tidak. Ada kemampuan Kristal yang memiliki pencahayaan bagus dan yang
memiliki scintilasi ratio yang baik. Korelasi antara jumlah energy yang tampil
sebanding dengan jumlah energy radiasi yang mengenai scintilasi rasio. Proses
pecahayaan radiasi dengan material disebut Scintilasi.
Unsur
utama yang menentukan perkembangan pemeriksaan kedokteran nuklir :
•
Jenis
dan formula radiofarmaka
•
Instrumen
penangkap dan pengubah foton
•
Komputer
pengolah data dan kemampuan rekonstruksi citra
A. Gamma
Kamera ke SPECT
Pada SPECT masih menggunakan
radiofarmaka yang sejenis dengan gamma kamera yang berubah hanya pada
instrument penangkap radiasi (kolimator dan detector). Gamma kamera hanya bisa
menggambarkan dalam 2 dimensi sedangkan spect hanya akan menangkap radiasi yang
keluar pada organ yang diperiksa saja dan menangkapnya tidak sekaligus sehingga
gambar yang ditampilkan lebih bagus
bahkan dapat menghasilkan gambar 3 dimensi.
Ada
hubungan antara organ, radiofarmaka dengan inti tertentu memiliki enersi
tertentu,
Organ: radiofarmaka: energy
Thyroid 131 I 364 keV
SSP 99m Tc DTPA 140 keV
CSF 131 I RISA 364 keV
Tulang 87m Sr 388 keV
Paru 99m
Tc MAA 140 keV
Liver 99m Tc sulfur coll 140
keV
GB 131
I Rosebengal 364 keV
Instrumen
SPECT
Kamera sinar gamma dikopel dengan gantry
(head + gantry) yang Dapat bergerak mengelilingi obyek, sebagaimana pada CT dan
Menggunakan colimator khusus untuk menangkap foton dari lapisan obyek tertentu.
Kolimator
Konstruksi lobang-lobang colimator
(colimator hole) dibuat supaya dapat menangkap foton yang terpancar dari kedalaman
tertentu organ tertentu. Apabila head bergerak (scanning) maka detektor akan
menangkap foton-foton dari lapisan tertentu saja, yang dibutuhkan untuk
penggambaran kolimator diarahkan ke 1
bidang yang dituju saja.
Perkembangan
head dan gantry pada spect
Makin dibatasi datanya akan berkurang oleh
karena itu menggunakan Kolimator double atau triple yang akan menghasilkan
resolusi yang lebih baik.yang dapat menghasilkan dimensi yang lebih banyak dan
cross sectional dan dapat rotasi dari 180-360.
B. SPECT
menjadi PET
Disini radiasi yang dihasilkan untuk
intervensi pada gambar berbeda dengan radiasi yang dipancarkan. Radiasi yang
terpancar adalah positron ( radiasi C,N,O) dan detector yang dipakai dalah
detector koinsiden. C,N,O diproses dengan cyclotron menjadi radioisotop
pemancar positron (b+) dimasukkan
ke organ b+ bertemu dengan elektron dari atom-atom organ yang diperiksa,
menghasilkan annihilasi terpancar keluar tubuh dg arah berlawanan (E=0,51 MeV) diterima oleh detektor koinsiden diteruskan menjadi data gambar dan direkonstruksi menjadi gambar. Accelerator yang kecepatanya hanya memutar disebut syslotron dan yang bergerak linear disebut LINAC
menghasilkan annihilasi terpancar keluar tubuh dg arah berlawanan (E=0,51 MeV) diterima oleh detektor koinsiden diteruskan menjadi data gambar dan direkonstruksi menjadi gambar. Accelerator yang kecepatanya hanya memutar disebut syslotron dan yang bergerak linear disebut LINAC
Kharakteristik
positron
•
Definisi : elektron bermuatan positif
•
Asal : inti yang kekurangan netron
•
Produksi : accelerator (reaktor yang mempercepat)
•
Peluruhan inti :
p n + e+ + neutrino
•
Peluruhan
positron : annihilasi, foton kembar 0,511 MeV, arah
berlawanan
•
Radionuklida
dalam PET : 11C, 13N, 15O, 18F, 68Ga
Radionuklida
dalam PET
Carbon
Nitrogen Oksigen
Inti : 11C 13N 15O
Half-life
: 20,4
min 9,97 min 2,03 min
Proton : 14N(p,a)11C 16O(p,a)13N 15N(p,n)15O
Target : N2 (gas) H2O (liquid) N2+1%O(gas)
No comments:
Post a Comment